Dikategorikan Sebagai Desa Waspada Pangan, Desa Bodesari Dipilih Sebagai Desa GPM

Dikategorikan Sebagai Desa Waspada Pangan, Desa Bodesari Dipilih Sebagai Desa GPM

Spread the love

 

Cirebon, NewsRI.id

Desa Bodesari, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon ditetapkan sebagai wilayah kategori waspada berdasarkan hasil perhitungan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG). Itu artinya, ada indikasi kerawanan pangan dan gizi yang perlu diwaspadai.

Dinas Ketahanan Pangan dan perikanan (DKPP) Kabupaten Cirebon pun akhirnya menggelar kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM).

Turut hadir dalam kegiatan, Kepala DKPP Kabupaten Cirebon, Drs. Erus Rusmana, M.Si, Mochamad Muslih, Staf DKPP, Kuwu Bodesari Surana, Perangkat Desa.

Kegiatan yang diselenggarakan di halaman Kantor Balai Desa, disambut antusias masyarakat setempat. Ratusan ibu-ibu rumah tangga berbondong-bondong datang untuk mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau. Rabu (21/5/2025).

Kepala DKPP Kabupaten Cirebon, Drs. Erus Rusmana MSi, melalui Kepala Bidang Ketersediaan, Kerawanan, dan Distribusi Pangan, Mochamad Muslih, menjelaskan bahwa pemilihan Desa bodesari sebagai lokasi GPM didasarkan pada hasil SKPG yang menempatkan desa tersebut dalam kategori waspada.

Kami memilih Desa Bodesari sebagai lokasi kegiatan karena berdasarkan SKPG, dan pengajuan dari Kuwu wilayah ini termasuk dalam kategori waspada pangan,” jelas Muslih.

Selain itu, kegiatan ini juga digelar dalam rangka menyambut Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Adha. Biasanya disertai dengan kenaikan harga kebutuhan pokok.

Menurut Muslih, GPM merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk mengendalikan inflasi dan memastikan masyarakat tetap dapat memenuhi kebutuhan pangannya.

Muslih menyebutkan, komoditas pangan yang dijajakan pada GPM dijual dengan harga di bawah nilai pasar sehingga, memudahkan masyarakat untuk membeli kebutuhan pokok tersebut.

“GPM ini bertujuan menstabilkan pasokan dan harga bahan pokok penting bagi masyarakat, sekaligus mendukung pemasaran produk UMKM di sektor perikanan dan pertanian,” katanya.

“Kegiatan ini juga sebagai langkah pengendalian inflasi daerah, agar masyarakat bisa mendapatkan bahan pokok dengan harga yang lebih murah dibandingkan di pasar,” tambahnya.

Terkait angka inflasi, Muslih menjelaskan bahwa Kabupaten Cirebon tidak menghitung inflasi secara mandiri, melainkan digabung dengan Kota Cirebon.

Saat ini, angka inflasi gabungan berada di angka minus dua. Artinya angka tersebut menunjukkan bahwa kondisi inflasi masih terkendali.

Kata Muslih, program Gerakan Pangan Murah ini akan terus dilaksanakan secara rutin. Setelah Desa bodesari, kegiatan serupa dijadwalkan akan digelar di Desa yang lain, disana juga termasuk dalam kategori waspada menurut SKPG.

“Kami terus lakukan intervensi di wilayah-wilayah waspada, supaya masyarakat tetap bisa memenuhi kebutuhannya dengan harga terjangkau,” ujar Muslih.

Ia berharap melalui program ini, masyarakat bisa mendapatkan bahan pangan berkualitas dengan harga yang lebih murah, khususnya menjelang Idul Adha.

Lanjut Kuwu Bodesari Surana, kami sangat mengapresiasi kegiatan telah berjalan sukses dan disambut baik oleh masyarakat Bodesari Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, Selain Desa Bodesari, juga kami mempersilahkan semua warga sekecamatan untuk belanja.

Sementara itu, Kuwu Desa Bodesari Surana menegaskan, GPM yang digelar di wilayahnya, tidak hanya diperuntukan bagi warga Bodesari saja. Sifatnya umum, siapa saja diperbolehkan untuk membeli. Khususnya warga di wilayah Plumbon. Desanya hanya menjadi lokus kegiatan saja.

Kendati demikian, ia tidak mempersoalkan terkait status Bodesari sebagai desa rawan pangan. “Itu kan berdasarkan perhitungan dari pihak terkait. Kami dari desa telah mengajukan, Kenapa ditempatkan di Bodesari biar warga disekitarnya juga bisa menjangkaunya,” katanya.
(Gunawan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *