Pematang Siantar, NewsRI.id – Dr. Sarmedi Purba SPOG selaku Ketua Dewan Pimpinan Pusat Pemangku Adat dan Cendikiawan Simalungun (DPP-PACS) mengajak semua pihak mulai dari Akademisi, Budayawan, Tokoh Masyarakat dan Pemerintah agar bersama-sama memperjuangkan Tuan Rondahaim Saragih jadi Pahlawan Nasional.
Demikian kata Dr. Sarmedi Purba SPOG saat acara “Lounching & Bedah Buku Sejarah Etnik Simalungun khususnya Raja Raya Rondahaim Saragih” di Siantar Hotel, Pematang Siantar, Sumatera Utara, Senin (23/6/2025)
Dr. Sarmedi Purba SPOG mengatakan, bahwa buku ini bukan sekedar kumpulan narasi sejarah tetapi adalah jendela untuk memahami akar perjalanan dan jati diri etnis Simalungun yang selama ini sering terabaikan dalam narasi sejarah nasional.
“Dalam konteks perjuangan, kita tidak dapat melupakan Tuan Rondahaim Saragih yang juga tokoh militer Simalungun abad 19 yang berani memimpin perlawanan terhadap kolonialisme Belanda. Rondahaim bukan hanya seorang pejuang bersenjata tapi juga pemimpin adat, pemikir strategis dan simbol perlawanan terhadap Belanda masa itu,” ucapnya.
Lanjut, Dr. Sarmedi Purba SPOG juga menyampaikan, Peluncuran buku ini memperkuat dasar historis akademis dan kultural usulan Rondahaim Saragih adalah pahlawan nasional.
“Simalungun memainkan peranan penting dalam sejarah Indonesia dan PACS bersama dengan seluruh komponen masyarakat Simalungun telah mengusulkan Rondahaim Saragih jadi pahlawan nasional,” ujar Dr. Sarmedi Purba SPOG.
Ditempat yang sama, Ketua Pokja Rohdian Purba mengatakan, kegiatan ini juga untuk mendorong agar nama besar Rondahaim Saragih semakin dikenal publik dan stake holder bisa semakin melihat mengetahui perjuangan Raja Raya Tuan Rondahaim Saragih.
Selanjutnya, Prof. Hisarma Saragih menyampaikan, melihat perjuangan Tuan Rondahaim yang mempunyai skala yang luas serta kesungguhannya membela bangsanya patut dikenang dan diberikan apresiasi yang tinggi oleh pemerintah dan masyarakat.
“Gelar Pahlawan Nasional dan Pemerintah RI adalah sepantasnya bagi sosok yang memilih jasa besar bagi masyarakatnya. Gelar Pahlawan Nasional menjadi pertanda bahwa bangsa ini amat memuliakan pahlawannya sekaligus pembuktian negara mempunyai ingatan manis akan kemerdekaan yang diraih ditengah kemelut yang diciptakan musuh-musuhnya,” ujar Prof. Hisarma Saragih.
Senada dengan itu, Pdt. Juandaha Purba yang juga penulis buku ini mengatakan, Pahlawan nasional dari Sumut ada yang ditangkap, diasingkan, dan meninggal, akan tetapi, Tuan Rondahaim Saragih tidak pernah ditangkap ataupun menyerah apalagi diasingkan Belanda. Perjuangan yang tidak pernah ditangkap dan menyerah hanya Tuan Rondahaim Saragih.
“Tuan Rondahaim Saragih mampu menjalin aliansi perlawanan dengan Belanda dengan lintas etnis dan agama dan hingga akhir hayatnya tahun 1881 Rondahaim Saragih tidak pernah ditangkap ataupun menyerah kepada Belanda, tuan Rondahaim Saragih menghembuskan nafas terakhirnya di istananya di Raya sehingga sosok Tuan Rondahaim Saragih adalah sosok pejuang yang patut dibanggakan warga Simalungun, Sumatera Utara (Sumut) dan Indonesia,” tegas Pdt. Juandaha Purba.
Juliaman Saragih yang turut mengikuti acara via zoom mengatakan bahwa update terakhir TP2GP telah memasukkan nama Tuan Rondahaim Saragih ke team gelar Pusat dengan status MS (Memenuhi Syarat). Selanjutnya Tim gelar Pusat akan mengusulkan ke Presiden RI yang punya Hak Prerogratif untuk menentukan gelar Pahlawan Nasional.
Juliaman Saragih juga menegaskan, langkah yang mesti dilakukan adalah bagaimana menguatkan persepsi tentang Rondahaim karena, sebanyak 12 Pahlawan Nasional asal Sumut tidak ada etnis Simalungun.
“Rondahaim pantas disejajarkan dengan 12 pahlawan nasional asal Sumut. Rondahaim memenuhi semua syarat untuk menjadi pahlawan nasional ujar Juliaman Saragih,” tuturnya.
Di akhir acara, Ketua DPP-PACS Dr. Sarmedi Purba SPOG menyerahkan buku-buku Sejarah Etnik Simalungun khususnya Raja Raya Tuan Rondahaim Saragih Kepada Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Simalungun.
(Redaksi : Kongli Saragih S.Si)