Cirebon, NewsRI.Id
Dalam menekan laju inflasi, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP, Kabupaten Cirebon menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di Desa Palir, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon. Kamis 15 Mei 2025.
Kegiatan ini dihadiri bupati H. Imron Rosadi, Kabid DKPP, Muspika, Camat, Bhabinsa, Bhabinkamtibmas, Perangkat Desa dan Kuwu Durakman.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, Drs. Erus Rusmana M.Si melalui Mochamad Muslih Kabid Ketersediaan, Kerawanan Sembako dan Distribusi Pangan, menjelaskan, kegiatan Gerakan Pangan Murah ini adalah, dalam upaya menekan angka inflasi dan menjelang hari Raya idul Adha.
“Kenapa Desa Palir dipilih menjadi lokasi kegiatan GPM ini ? karena menurut penghitungan SKPG menjadi desa dalam kategori waspada sehingga, Pemerintah daerah bersama DKPP mengadakan kegiatan seperti ini. Selain itu, juga untuk mendekatkan kepada masyarakat dalam memenuhi bahan pokok sembako karena harga yang dibanderol lebih murah ketimbang harga pasaran,” ujarnya.
Gerakan pangan murah ini juga untuk menekan angka inflasi di Cirebon meskipun angka inflasi tidak terlalu tinggi masih normal tetapi meskipun demikian tetap harus ada pencegahannya.
Pada bulan ini ada 2 titik lokasi yang akan dijadikan Gerakan Pangan Murah yaitu Desa Palir dan Minggu depannya di Desa Cikeusal Kecamatan Gempol.
“Kami dari Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan mengintervensi untuk di Desa Cikeusal karena memang menurut perhitungan tentang Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) di desa menurut hasil penghitungan tersebut, Kecamatan Gempol masuk dalam kategori waspada,” sambungnya.
“Dengan adanya kegiatan ini diharapkan kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi menjelang hari raya idul Adha,” pungkasnya.
Sementara itu, Kuwu Desa Palir, Durakman menegaskan GPM yang digelar di wilayahnya, tidak hanya diperuntukan bagi warga Palir saja. Sifatnya umum, siapa saja diperbolehkan untuk membeli khususnya warga di wilayah Tengahtani, desanya hanya menjadi lokus kegiatan saja.
“Kendati demikian, ia tidak mempersoalkan terkait status Palir sebagai desa rawan pangan. Itu kan berdasarkan perhitungan dari pihak terkait. Kami dari desa tidak mengetahuinya. Kenapa ditempatkan di Palir, biar warga disekitarnya juga bisa menjangkaunya,” katanya.
“Kalau benar Desa Palir masuk rawan pangan, kuwu dua periode itu meminta agar Pemkab Cirebon bisa memperhatikan ketahanan pangan masyarakatnya, Ya tolong dibantu dan diperhatikan,” katanya.
Ia membeberkan sebelumnya Palirpun telah menerima bantuan beras dari Provinsi Jawa Barat. Palir menerima satu truck beras SPHP. Sebanyak 900 kepala keluarga di desanya bisa menikmati bantuan tersebut.
Dari pantauan awak media, salah satu warga Desa Palir Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon yang enggan disebut namanya, menambahkan, kami sangat bangga dan bahagia bahwasanya Desa Palir bisa mengadakan kegiatan pasar murah ini karena sedikit dapat meringankan beban biaya yang lebih mahal.
Saya sebagai warga Desa Palir sangat berterima kasih pada bupati serta Camat Tengahtani, Pak Kuwu dan DKPP Kabupaten Cirebon yang yang sudah memperhatikan warga masyarakat desa palir ini khususnya dalam ketahanan pangan,” Pungkasnya.
(Gunawan)